Surat Cinta' untuk Palestin Bismillahirahmanirahim.. 1996,Televisyen Israel (Yahudi) Channel 1 menyiarkan rancangan TV Pendidikan.Dimana Guru mengajar anak muridnya menyanyi dengan diiringi sebuah piano, lirik lagunya adalah: Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, "Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku.
Belajar Menjadi Wanita Didikan RasulullahAssalamualaikum Tahmid Wa Rasulullah kekasih Allah, izinkanlah aku mengirimkan sepucuk surat cinta. Ini surat cinta yang tak biasa. Maafkanlah kelancanganku ya, kuceritakan sedikit pengalamanku bersama anakku, Faris. Maukah engkau mendengarkannya ya Rasulullah?Faris sangat menyukai DVD kisah nabi-nabi. Ada Nabi Nuh, Nabi Yunus, Nabi Luth, Nabi Ayub, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan lainya. Baik berupa lagu-lagu maupun cerita nonton DVD, biasanya Faris akan menggambar. Faris akan menggambar perahu Nabi Nuh dengan para hewan-hewan yang naik ke Nabi Yunus, Faris menggambar ikan paus yang sangat besar di buku gambarnya. Ikan paus itu bergigi tajam dan bisa menelan orang. Faris sangat kagum dengan bentuk ikan paus yang sangat besar dan mampu menelan Nabi Yunus. Faris terus bertanya tentang ikan paus ketika melewati Selat Sunda ketika perjalanan dari Lampung ke di DVD lainnya, Faris tak menemukan rupa Nabi Muhammad SAW. Faris bingung ya Rasulullah, Padahal dikisahkan di DVD itu, jika suri tauladan itu adalah Nabi Muhammad. Pahlawan itu Rasulullah SAW. Bukan Spiderman, Batman, Superman, atau Power suatu hari Faris, bertanya, “Mi, kenapa Nabi Muhammad wajahnya tidak ada? Mengapa cuma ada cahaya? Mengapa sama seperti Allah?”Dan aku tertegun dengan erat Faris, menciumnya penuh haru dan mulai bercerita.“Anakku, Nabi Muhammad sungguh agung untuk dilukiskan. Wajahnya penuh cahaya, sifatnya amat lembut dan di bahunya ada Khatamun Nubuwah, yaitu tanda kenabian. Berbeda dengan nabi yang lainnya yang sering Faris lihat di DVD. Kalo Faris mau lihat wajah Nabi Muhammad, Faris harus rajin sholat, ngaji dan patuh pada ummi dan Abi, agar nanti masuk syurga dan ketemu Nabi Muhammad SAW,” ujarku dengan mata itu kembali meluap. Akankah aku diakui sebagai umatmu kelak?Ya Rasulullah, betapa aku sangat mengagumimu. Engkau penuh prestasi. Engaku adalah seorang manajer unit usaha intrnasional sampai ke Syam di usia 12 tahun. Di usia 20 tahun, engkau menjadi pengelola bisnis besar yang investasikan Khadijah. Tak hanya itu, engkau juga orator yang sangat handal! Massa selalu menanti khutbahmu yang penuh hikmah. Bahkan engkau sangat mudah menghapal teman-temanmu yang tak hadir di dalam majelismu. Sedangkan aku? Butuh berkali-kali mengingat sebuah SMA, aku suka sekali berkorespodensi, mengirimkan surat-surat kepada sahabat penaku. Dari Aceh hingga Timur-timur zaman itu, kami saling tukar kabar. Saling bercerita tentang keseharian kami dan juga mimpi kami. Tapi, sungguh berbeda dengan cara engkau berkorespondensi. Ya Rasulullah, engkau menyurati penguasa-penguasa di zamannya. Kau menyurati penguasa Kisra, Caesar, Najasyi, dan Muqaiqus. Kau mengajak mereka untuk bertauhid kepada Allah SWT. Sedangkan aku? Sedikit sekali mengingatkan sahabat-sahabat penaku untuk lebih taak aku menikah, akupun mulai mencoba mengikuti caramu membina rumah tangga. Sulit awalnya ya Rasulullah. Memahami karakter seorang yang kupanggil suami. Menjadi taat pada seorang yang dulu belum pernah kusentuh. Menjadi sebuah ketakutan yang berkumpul. Lalu aku mulai mencari buku tentang cara membina rumah tangga sepertimu. Saat engkau membina cinta dengan Khadijah, Aisyah, dan lainnya. Akupun mulai mencoba belajar menjadi wanita sepeti wanita-wanita didikanmu, ya Rasulullah. Aku belajar dari kisah Khulaisah, Ummu Tahariq, Shafiyah, Sauda, dan penuh semangat menteladanimu. Seperti Maimunah binti Sa’ad yang bertanya kepada Ummu Aisyah tentang seorang wanita yang menghindar untuk tidur bersama suaminya, maka Aisyah berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Siapa saja wanita yang menghindar untuk tidur bersama suaminya tanpa seizin darinya, maka Allah murka kepadanya, hingga suaminya memohonkan ampunan kepadanya, dan siapa saja wanita yang emminta nasihat bermusyawarah dengan selain suaminya, maka ia akan disuapi dengan api jahannam. Siapa saja wanita yang suaminya meridhainya, maka Allah SWT akan menridhainya pula. Sedangkan jika suaminya murka kepadanya, maka Allah akan murka pula, kecuali jika suami memerintahkan kepada istrinya sesuatu yang tidak dihalalkan,”Lain waktu, Maimunah binti Sa’ad berkata, “Wahai Rasulullah beritahu kami tentang sedekah.” Maka Nabi bersabda, “Sesungguhnya sedekah itu merupakan penghalang dari api neraka.” Maimunah binti Sa’ad juga pernah bertanya kepada Aisyah tentang nafkah seorang wanita di rumah suaminya, maka Aisyah ra berkata, “ Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Apabila seorang wanita bersedekah dengan harta suaminya, maka ia akan mendapatkan pahala sedangkan suaminya akan mendapatkan pahala yang serupa, demikian pula kepada penjaga harta itu. Pahala sebagian mereka tidak mengurangi pahala sebagian yang lain. Bagi suaminya pahala karena mencari, sedangkan bagi istrinya karena member sedekah.”Ya, Maimunah binti Sa’ad menjadi wanita yang penuh semangat mengejar Ridho Allah dengan mengikuti jejakmu. Wanita-wanita itu mencintamu lebih dari mencintai diri mereka ini, aku kembali menyusuri sirohmu ya Rasulullah. Mengenangmu, mengharapkan perjumpaan denganmu. Walau ibadahku masih jauh dari wanita-wanita hasil didikanmu. Tapi, izinkan aku memohon. Jika kelak kita bertemu, maka tolong akui aku sebagai umatmu dan beri aku Rasulullah, aku bershalawat Allah, aku nangis T_T SuratCinta Untuk Rasulullah Surat Cinta Untuk Rasulullah Kamis, 12 November 2015 For you my prophet Bandung,10 November 2015 Teruntukmu yang kurindukan wahai Rosulullah.. Ya Rasul.. Aku telah membaca sebagian kisahmu yang menceritakan bagaimana kau disusui oleh seorang halimatussa'diyah, dia menceritakan bahwa kau sangat memberikan berkah. Jakarta - Jabal Rahmah menjadi salah satu tujuan ziarah para jemaah haji atau umrah. Bukit ini menjadi saksi dari banyaknya peristiwa bersejarah dalam perkembangan Islam, salah satunya yakni sebagai tempat pertama bertemunya Adam dan Hawa ketika di Rahman berlokasi di Arafah. Bukit ini diyakini masyarakat setempat sebagai tempat pertama peremuan Adam dan Hawa di Bumi. Tempat ini kemudian kerap disebut sebagai bukit cinta atau bukit kasih Jabal RahmahJabal Rahmah merupakan nama salah satu bukit yang secara geologis terbentuk dari bebatuan yang tingginya sekitar 70 meter. Sementara pegunungan Jabal Rahmah membentang mulai dari pegunungan As-Sa'ad menuju pertengahan tanah wukuf di Arafah dengan ketinggian 339 meter di atas permukaan laut. Di tengah Jabal Rahmah terdapat tugu atau monumen yang terbuat dari beton persegi empat berwarna putih. Lebarnya 1,8 meter dan tingginya 8 meter. Adapun Jabal Rahmah terletak di tepi Padang Arafah yang merupakan daerah pinggiran timur Makkah. Jaraknya sekitar 1,5 km dari Masjid lain dari Jabal Rahmah adalah bukit kasih sayang. Dinamai hal tersebut nama Jabal Rahmah diambil dari kata rahmah yang berarti kasih sayang. Hingga saat ini, Jabal Rahmah menjadi salah satu tempat legendaris yang tidak pernah sepi dari kunjungan jemaah haji maupun umrah dari seluruh menurut buku Doa-Doa Khusus Ibadah Haji yang disusun oleh Amirulloh Syarbini, asal-usul dari nama Jabal Rahmah juga berkaitan dengan peristiwa pertemuan antara Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa setelah sekian lama dipisahkan oleh Allah SWT. Maksud kasih sayang dari Jabal Rahmah merujuk pada kasih sayang antara Adam dan Hawa yang telah lama Adam AS dan Siti Hawa berpisah selama 200 tahun saat diturunkan ke bumi, sebagaimana dikatakan Abdul Mutaqin dalam buku Kain Ihram Anak Kampung. Akhirnya keduanya bertemu di Arafah, yang saat ini dijadikan tempat pertemuan umat Islam setiap pendapat lain yang menyebut, Nabi Adam AS berpisah dengan Siti Hawa selama 500 tahun, 300 tahun, bahkan ada yang mengatakan 40 tahun. Wallahu a' Turunnya Wahyu Terakhir Rasulullah SAWBerdasarkan buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul karya Ahmad Hawassy, selain menjadi tempat bertemunya kembali Nabi Adam AS dan Siti Hawa, Jabal Rahmah menjadi lokasi khutbah yang dilakukan Rasulullah SAW dalam menjelaskan kesempurnaan agama SAW menyampaikan turunnya Surat Al-Maidah ayat 3 merupakan wahyu terakhir yang mengabarkan bahwa Islam sudah yang disampaikan Sang Rasul saat Haji Wada haji terakhir itu disambut dengan begitu gembira oleh umat muslim, kecuali Umar bin Khattab dan Abu Bakar Ash Shiddiq yang memiliki firasat akan ditinggalkan Rasulullah. Oleh sebab itulah mereka berdua pun khutbah terakhir itu, Rasulullah menekankan bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Rasulullah pun telah menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Allah dengan jelas kepada seluruh umatnya. Pedoman umat muslim yang berupa Al-Quran dapat dijadikan penolong dan sumber utama dalam menyelesaikan masalah hingga akhir ke Jabal Rahmah Saat Hari ArafahBersumber dari buku 1001 Fakta Dahsyat Mukjizat Kota Makkah yang ditulis oleh Asima Nur Salsabila, pada dasarnya tidak terdapat petunjuk langsung dari Rasulullah SAW yang menjadi dasar hukum bagi jemaah haji untuk menaiki Jabal Rahmah sebagaimana yang sering dilakukan oleh orang-orang saat hari itu, tidak ada petunjuk dari Rasulullah SAW ketika berhaji untuk menaiki gunung tersebut dan menjadikannya sebagai bagian dari manasik. Rasulullah SAW pernah berpesan dalam sabdanya, "Ambillah manasik haji dariku."Mengikuti Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin dan para sahabat setia serta pengikut Rasulullah SAW tidak pernah naik ke gunung tersebut ketika mereka sedang berhaji, juga tidak menjadikannya sebagai bagian dari manasik haji. Mereka hanya mengikuti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang pada saat itu juga tidak dari sumber yang sama, terdapat dalil yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW berada di bawah gunung tersebut di sisi batu besar. Beliau bersabda, "Aku wukuf di sini, namun seluruh Arafah merupakan tempat yang boleh digunakan untuk melakukan wukuf. Naiklah dari perut Arafah."Oleh karena itu, para ulama menganggap bid'ah perbuatan yang menyatakan naik ke Jabal Rahma ketika berhaji malah meembuatnya dianggap sebagai bagian dari manasik haji. Sebab, menurut hadits riwayat Muslim, seseorang yang melakukan amalan yang tidak ada dalam tuntunan dari Allah dan Rasul-Nya, maka amalannya akan sisi lain, bukan berarti mengunjungi Jabal Rahmah ketika berhaji menjadi larangan atau sesuatu yang diharamkan. Jadi, jelas bahwa mengunjungi Jabal Rahmah bukan salah satu ajaran dan hal yang dianjurkan oleh Rasulullah tetapi boleh dilakukan dengan maksud mulia lainnya seperti misalnya ziarah, menambah pengetahuan, atau sekadar melihatnya sebagai salah satu bukti kekuasaan penjelasan dari kisah mengenai bukit Jabal Rahmah yang menjadi salah satu destinasi jemaah haji yang berkesempatan untuk Video "Persiapan di Arafah Jelang Puncak Haji 2023" [GambasVideo 20detik] dvs/dvs SuratCinta Untuk Sukmawati. By Dr. Mohammad Nasih, M.Si. 18 November 2019. Share; Tweet; 0. kemuliaan hidup, dan mereka semua memujinya. Bahkan Aisyah yang sering dijadikan bahan oleh kalangan orientalis untuk mencela Nabi Muhammad karena dinikahi pada usia paling muda, justru paling banyak memujinya. Cinta Sejati Itu Memberi? 16 Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen - Inilah pesan Nabi Muhammad bin Abdullah, sebentuk perjanjian dengan mereka yang memeluk agama Kristen. Dekat dan jauh, kami bersama mereka. “Sesungguhnya aku, para pelayan, para pembantu, dan pengikutku, membela mereka, karena orang Kristen adalah wargaku. Dan, demi Allah! Aku menahan dari apa pun yang tidak menyenangkan mereka. “Tidak ada paksaan atas mereka. Hakim-hakim mereka juga tidak akan dicopot dari pekerjaan mereka dan para biarawan tidak akan dipindahkan dari biara tempat mereka berada. Tidak seorang pun boleh menghancurkan rumah agama mereka, merusaknya, atau membawa barang apa pun dari dalamnya ke rumah orang muslim. Jika ada yang melakukan salah satu dari tindakan-tindakan tadi, berarti dia merusak perjanjian Allah dan tidak menaati Nabi-Nya. Sesungguhnya mereka adalah sekutuku dan memiliki jaminan amanku dari semua yang mereka benci. Tidak ada yang boleh memaksa mereka untuk melakukan perjalanan atau mewajibkan mereka berperang. Orang muslim harus berjuang untuk mereka. Jika seorang perempuan Kristen menikahi laki-laki muslim, pernikahan itu tidak terjadi tanpa persetujuannya. Dia tidak boleh dicegah dari mengunjungi gerejanya untuk berdoa. Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dihalangi dari memperbaiki gereja maupun kesucian perjanjian mereka. Tidak boleh ada satu bangsa pun muslim yang tidak menaati perjanjian sampai “hari akhir” akhir dunia”. Baca juga Bentuk Jin Ifrit Lucu Perjanjian Nabi Muhammad Saw. dengan biara Santa Katharina di atas, semoga bisa menjadi semacam penawar luka saudara-saudara kita. Kerukunan sosial antara muslim dan umat Kristen Dalam surat tersebut, Nabi memperjuangkan kerukunan sosial antara muslim dan umat Kristen. Beliau menyinggung hak asasi manusia termasuk kebebasan hati nurani, beribadah, dan hak atas perlindungan selama masa perang. Selain surat perjanjian itu, kita bisa merenungkan kunjungan kelompok Kristen dari Najran kini dikenal dengan sebutan Yaman–ke kota Madinah. Muhibah ini mungkin yang paling penting dicatat sebagai interaksi antar-iman di antara Nabi Muhammad dan kalangan Kristen. Sekitar 631 M, Nabi Muhammad mengirim surat kepada beberapa masyarakat Kristen dan para pemimpinnya, mengajak mereka memeluk Islam. Khalid bin Al-Walid dan Ali bin Abi Thalib melakukan perjalanan sejauh 450 mil ke selatan Madinah, demi membawa sepucuk surat untuk golongan Kristen Najran. Setelah surat diterima, kalangan Kristen tidak menerima seruan awal Nabi Saw untuk memeluk Islam. Kali kedua, Nabi Muhammad mengirimkan diplomat lain, Al-Mughirah bin Syu’bah, yang membujuk golongan Najran agar menerima undangan mengunjungi Madinah. Menanggapi itu, Kristen Najran kemudian mengirim delegasi yang berjumlah 60 orang, 45 di antaranya para sarjana Kristen. Ketika umat Islam dan Kristen saling bertatap muka, mereka secara terbuka mendiskusikan perihal pemerintahan, politik, dan agama. Mereka bersepakat pada banyak persoalan, tetapi mereka juga sepakat untuk tidak bersepakat pada persoalan-persoalan teologis. Kalau ada frasa yang bisa menyimpulkan pertemuan mereka, maka itu adalah “saling menghormati.” Ya, tenggang rasa itu. Setelah melakukan perbincangan diplomatik, kalangan Najran berkata pada Nabi Muhammad, “Sudah waktunya bagi kami untuk beribadah kepada Tuhan.” Karena tidak ada gereja terdekat untuk mereka melaksanakan ibadah, delegasi Kristen mulai berjalan keluar masjid untuk bersembahyang di jalanan Madinah. Alih-alih membiarkan kalangan Kristen itu beribadah di jalanan yang padat dan berdebu, Nabi Muhammad berpaling kepada mereka dan berkata, “Kalian adalah para pengikut Tuhan. Silakan berdoa dalam masjidku. Kita semua saudara sesama manusia.” Kelompok muslim mengizinkan umat Kristen menggunakan Masjid Nabawi, tempat suci bagi umat Islam, untuk beribadah dengan bebas. Nabi Muhammad juga memberi mereka tempat untuk menginap di dekat rumahnya, dan bahkan memerintahkan kaum muslimin agar memasangkan tenda untuk mereka. Sebuah jembatan’ di antara dua komunitas keagamaan ini dibangun hari itu. Kedamaian dan niat baik memang gemilang. Umat Kristen Meninggalkan Madinah Ketika kelompok Najran meninggalkan Madinah, seorang pemimpinnya mengatakan kepada Nabi Muhammad Saw, “Kami memutuskan untuk meninggalkan kalian sebagaimana adanya kalian, dan kalian membiarkan kami sebagaimana adanya kami. Namun, kirimlah bersama kami seorang laki-laki yang dapat bertindak sebagai hakim pelindung harta benda kami, karena kami menerima kalian.” Baca juga Biografi Imam ath-Thabrani Lengkap Rombongan Kristen pun meninggalkan Madinah dengan sebuah garansi tertulis bahwa Nabi Saw akan melindungi nyawa, harta benda, dan hak hidup mereka. Usai pertemuan bersejarah itu, Nabi Muhammad secara gamblang menerangkan konsekuensi jika tidak menghormati orang Kristen, “Siapa yang menzalimi orang Nasrani, aku sendiri yang akan menjadi pendakwanya pada Hari Kiamat” HR Al-Bukhari. Hadis tersebut masih diperkuat dengan sebuah ayat Alquran yang berpesan قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ “Katakanlah “Wahai Ahli Kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, ”Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah” QS Ali Imran [3]64. Ada sebuah Hadis lain yang pernah Nabi Muhammad sitir di hadapan para sahabatnya, “Amal paling utama adalah menjaga perdamaian dan hubungan baik dengan manusia, karena pertengkaran dan segala perasaan yang buruk, menghancurkan umat manusia”. Dengan menjalin perjanjian bersama umat Kristen dan Yahudi, Nabi Saw menyatakan secara jelas bahwa warga suatu negara Islam tidak harus menganut agama Islam. Beliau secara gamblang menolak elitisme dan rasisme, serta menuntut agar umat Islam memandang saudara-saudari ibrahimiah-nya setara di hadapan Tuhan. Ayat-ayat Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, mengarahkannya untuk merayakan keragaman dan mensyukurinya sebagai unsur pokok masyarakat muslim. Pertemuan Nabi Muhammad dengan Tuhan selanjutnya direkam dalam Alquran, pada ayat yang menyatakan; يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal. QS Al-Hujurât [49] 13. Inti Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen Sebagai tambahan, dalam khotbah terakhir di bukit Arafah, Nabi Saw menyatakan bahwa, “Seorang Arab tidak lebih tinggi derajatnya dari orang bukan Arab, juga non-Arab tidak lebih tinggi derajatnya dari orang Arab. Seorang kulit putih tidak lebih tinggi derajatnya dari orang kulit hitam, pun orang kulit hitam tidak lebih tinggi derajatnya dari orang kulit putih, kecuali karena amal salehnya.” Baca juga Khutbah Jumat Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Surga dimasuki Nabi saat Mi’raj Secara ringkas, Nabi Muhammad tidak suka menilai orang berdasarkan keyakinan agama atau warna kulitnya. Beliau mengutuk bentuk penyiksaan apa pun. Nama agungnya menjulang mengatasi barbarisme dengan pernyataan tegas yang berbunyi, “Tahanan harus hidup dengan nyaman. Orang Islam harus lebih memperhatikan kenyamanan para tahanan daripada kenyamanan mereka sendiri.” Dalam Konstitusi Madinah, Nabi Muhammad Saw menuliskan bahwa, “Orang-orang asing dalam masyarakat muslim diperlakukan dengan pertimbangan khusus dan dengan alasan yang sama sebagaimana para pelindung mereka.” Rahasia kehadiran Nabi Muhammad bin Abdullah di muka bumi ini, bisa kita telusuri dari satu sudut pandang, yaitu misteri dari nama yang ia sandang. Nabi Muhammad bisa kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi yang paling terpuji dan teramat gemar memuji. Akar kata dari nama tersebut adalah Ahmad pemuji. Pada sebuah kesempatan istimewa, beliau pernah menyampaikan kepada sahabatnya sebuah Hadis Qudsi yang membingungkan seperti ini “Ana Ahmad bila mim daku Ahmad tanpa huruf mim.” Berarti Ahad. Gusti ingkang Moho Tunggal. Manunggaling kawulo Gusti. Huruf mim merupakan satu-satunya penghalang antara Allah dan dirinya. Allah tanzil ke muka bumi dengan meminjam surah bentuk manusia yang mengejawantah sebagai nabi terakhir. Wajar bila tak satu pun kekurangan yang melekat padanya selaku manusia. Dia mengejawantah dalam segala ciptaan-Nya. Jadi, kita yang beragama tapi masih rungsing dengan ikon sesembahan, perlu menyelam lebih dalam tentang hakikat agama bagi manusia. Menyembah Allah yang Nama, beda akibat dengan menyembah Sang Pemilik Nama. Sampai dunia ini berakhir sekali pun, kita manusia takkan pernah bersepakat tentang bagaimana کيف , adakah هل, apa ما, dan untuk apa لم . Kebenaran itu. Ilmu tentang ini hanya diwariskan al Haqq Hyang Maha Benar kepada para ahli hikmah. Kalangan bijak bestari yang diangkat sebagai wali-Nya dengan beragam tingkatan. Satu di antara mereka dalam masing-masing maqam, bahkan tak mengetahui khazanah ilmu yang diberikan Allah kepada yang lain. Penjabaraan kami di atas, senada dengan yang pernah disampaikan Rasulullah Saw untuk seorang sahabat utamanya, “Kebenaran membuat Umar tak memiliki teman yang dapat dipercaya.” Dicatat dalam Manaqib Tirmidzi no. 3714 Keterbatasan kita dalam memafhumi kebenaran, hanya berujung pada sesuatu yang lazim kita namai dengan; pikiran yang benar, ucapan yang benar, dan laku lampah yang benar. Ya, benar menurut kita, bisa jadi salah dalam pemahaman orang lain. Maka tak syak bila Sayyidina Abu Bakr ash Siddiq ra pernah berpendapat begini Baca juga Abu Qudamah Dan Bidadari Dari Surga, Hadiah Syahid “Ketakmampuan memahami sebuah pemahaman adalah sebuah pemahaman.” Jadi setidaknya, pemahaman kita baru sebatas ketakpahaman. Sudah cukup sampai di situ. Tak perlu memaksa tuk mengerti lebih jauh. Apalagi menilai yang tak kita pahami secara membabi-buta. Seorang dari karib kami pernah mengalami peristiwa yang kemudian mengubah pandangannya tentang manusia. Pada suatu pagi yang penat, ia kedatangan seorang gila yang saban waktu senang meminta uang 1000 rupiah pada siapa pun yang ditemuinya. Tak lama, orang tersebut berpamitan. Lalu karib kami itu berkata sembarangan, “Cari uang yang banyak ya. Biar cepat kaya!” Selang beberapa jenak, orang itu kembali lagi padanya sambil membawakan sebungkus besar makanan untuk sarapan. Tanpa butuh waktu lama, Allah membungkam mulutnya yang sompral. Ia pun terdiam seribu bahasa. وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ” … dan bertakwalah kepada Allah; maka Allah mengajarimu; sungguh Allah Mahamengetahui segala sesuatu.” QS. Al Baqarah [2] 282 Sejauh yang bisa kami temukan, para nabi-rasul Tuhan adalah “lembaran surat cinta” dari-Nya yang dikirim dengan segala cara dan untuk semua keadaan hidup manusia. Membaca jejak kehidupan mereka, sama dengan mempersiapkan diri menjadi manusia paripurna al-insan al-kamil. Isa binti Maryam pernah bersabda dengan redaksi yang berbunyi, “Dunia ini adalah jembatan. Laluilah, tetapi jangan membangun rumah di atasnya. Ia yang berharap kesementaraan, mungkin berharap untuk selamanya. Dunia bertahan tak lain hanya sekejap. Gunakanlah seluruh waktumu dalam doa, karena selebihnya tiada makna.” Penutup semoga dengan membaca Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen ini, bisa menambah wawasan kita semua tentang Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen diatas, dan mudah-mudahan bisa selalu istiqamah dalam kebaikan. Amin. Salam santun dan semoga bermanfaat. Baca juga Pesan dan Nasehat Habib Umar bin Hafidz bin SalimPesan dan Nasehat Habib Umar bin Hafidz bin Salim
ChordGitar Gus Azmi Surat Cinta Untuk Nabi. A line drawing of the Internet Archive headquarters building façade. Em E Am Aku ingin semua cintamu hanya untukku A Dm Memang ku tak rela. Lirik Lagu Cinta Tak Pernah Bohong Tak Pernah Salah - Arsia Lirik (Lois Strickland)
Bacaan Doa Rasulullah SAW untuk Menyingkirkan Pikiran Negatif Bacaan doa Rasulullah SAW saat memiliki pikiran negatif lengkap arab, latin dan artinya. Setiap pekerjaan ataupun berkegiatan sehari-hari memang membutuhkan konsentrasi yang fokus. Apabila konsentrasi hilang aka akan menimbulkan kesalahan ataupun hal-hal yang berbahaya. Berikut doa yang dibaca Nabi Muhammad SAW agar mudah menyingkirkan pikiran-pikiran negative yang membahayakan. Doa ini bisa diamalkan ketika membutuhkan daya fokus dan konsentrasi yang optimal. Atau semisal dirasa kita sudah mendapati indikasi dari sulitnya fokus dan konsentrasi pada diri kita, sebaiknya kita membaca doa tersebut. Harapannya adalah pikiran bisa menjadi positif, serta fokus dan konsentrasi akan kembali meningkat. Doa tersebut adalah termaktub dalam QS Al Mu’minun ayat 97-87 وَقُلْ رَّبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَّحْضُرُوْنِ Waqur rabbi aûdzubika min hamazâtis syayâtîn wa aûdzubika rabbi ay yahdlurûn Katakanlah [hai Muhammad], Aku berlindung kepada-Mu ya Allah dari gangguan setan. Aku juga berlindung kepada-Mu dari kepungan mereka,’"
KetikaFathimah RA menjelang persalinan, Rasulullah SAW memerintahkan kepada Ummu Salamah dan Zainab binti Jahsyin R.A untuk mendampingi putrinya itu. Nabi Muhammad SAW meminta keduanya untuk membaca ayat Kursi (Al-Baqarah: 225), surat Al-A'raf ayat 54 dan Surat Al-Falaq serta An-Nas di dekat Sayidatina Fathimah RA.
Bismillaahirrahmaanirrahiim, Teruntuk Nabi Muhammad SAW– kekasih Allah Izinkanlah aku menorehkan tinta untuk merangkai kata-kata cinta padamu di tengah kegundahan hatiku dan ketidaksempurnaan imanku. Meskipun Engkau takkan membaca ini, tidak ada alasan bagiku untuk tidak mencurahkan kerinduanku padamu. Teriring shalawat dan salam yang selalu tercurah padamu, kutuliskan surat ini padamu. Duhai Rasulullah tercinta, Assalamu’alaika warahmatullah wabarakatuh, 12 Rabiul Awal. Seyogyanya hari itu umat Islam sibuk melantunkan shalawat kepadamu. Namun, irama musik menghentak lebih terdengar di telingaku dibandingkan lantunan ayat suci dan shalawat yang diperdengarkan dari masjid. Hatiku teriris. Aku menangis karena teringat diriku yang masih tertatih membangun pondasi iman yang kadangkala terlarut dalam keindahan melodi yang disajikan dunia. Meski cintaku padamu hanya senipis kulit bawang, kulantunkan shalawat padamu dalam kelunya lidahku. Ya, Rasulullah, sungguh mata ini tak dapat membendung air mata yang kian menetes. Jantungku berdegup kencang, hatiku bergetar hebat, dan kudukku merinding saat menuliskan namamu. Pantaskah aku yang hina ini menuliskan surat pada orang yang mulia sepertimu ? Ya, Rasulullah, kemuliaanmu begitu terpelihara oleh Allah, bahkan keluhuranmu diakui oleh dunia. Michael H. Hart pun mencantumkan namamu menjadi urutan pertama dalam bukunya yang berjudul 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia’. Dalam alinea pertama, Michael menuliskan bahwa ia yakin Engkaulah satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Subhanallah, betapa mulia dirimu, Ya Rasulullah. Ya, Rasulullah, terlalu banyak kata yang ingin aku tuliskan padamu hingga terasa sulit bagiku menggerakkan pena untuk merangkaikannya. Tapi, rasa rindu yang begitu menggebu dalam dadaku terlalu kuat untuk membuat tanganku perlahan bergerak. Ya, Rasulullah, Engkau begitu rajin mendekatkan dirimu pada Allah. Di saat umatmu tertidur, Engkau bangun untuk menyempatkan diri beribadah kepada Allah. Bahkan Abu Hurairah dalam Hadist yang diriwayatkan oleh al-Bukhari berkata Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Demi Allah, sesungguhnya saya memohon ampunan dan bertobat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali setiap harinya.” Sebegitu dekatnya dirimu dengan Allah, padahal Engkau sudah terpelihara dari dosa. Sementara aku ? Sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari dosa dan kesalahan, aku masih tertatih menegakkan pondasi iman yang kadang naik kadang turun. Tapi, aku selalu berusaha menegakkannya agar Allah meridhai aku untuk bertemu denganmu. Ya, Rasulullah, akhlakmu begitu agung. Hinaan Engkau balas dengan kesabaran. Kejahatan Engkau balas dengan kebaikan. Engkau juga begitu menyayangi anak yatim dan sangat hormat kepada orangtua. Engkau senantiasa membantu orang lain, tidak pernah menghina orang miskin dan tidak merasa terhina bergaul dengan mereka. Engkau bersikap tegas, pemaaf dan pengasih dalam perjuangan. Engkau teguh terhadap kebenaran, keras terhadap kekufuran dan lembut terhadap sesama muslim. Yang kutuliskan hanyalah sebagian kecil dari sekian akhlakmu yang begitu mulia, Ya Rasulullah. Subhanallah, aku bangga memiliki panutan sepertimu. Tidak salah jika Allah mengatakan bahwa pada dirimulah terdapat suri teladan yang baik seperti yang tertulis dalam QS. Al-Ahzab ayat 21, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Ya, Rasulullah, aku rindu padamu dan selalu berharap bisa bertemu denganmu. Seperti orang yang telah bertemu denganmu melalui mimpi, aku ingin sekali bisa bercengkrama denganmu. Aku ingin mengenal dirimu lebih dekat dan juga ingin menceritakan banyak hal padamu, yang kini terjadi pada umatmu sejauh yang aku tahu. Ya, Rasulullah, hidup di negeri dengan penganut Islam terbanyak tidak lantas membuatku tentram. Harapan akan kehidupan yang sesuai dengan syariatmu masih jauh di depan mata. Ada saja hal-hal yang diperbuat oleh para pemimpin yang tidak berdasarkan ajaran yang telah Engkau bawa. Sepertinya, kefanaan dunia telah memiliki sihir yang memikat. Ya, Rasulullah, aku melihat kesenjangan sosial di mana-mana. Yang memiliki harta bukannya menjadi ahli sedekah, melainkan menjadi orang kikir yang dikuasai oleh egoisme. Bagaikan akar yang haus mencari air, korupsi menjalar di mana-mana. Sementara kemiskinan makin menjadi-jadi akibat hak mereka yang selalu terabaikan. Yang kaya bergaul dengan golongannya, sementara yang miskin harus berkutat dengan ketidakberadaannya. Seolah nilai-nilai persaudaraan yang dulu Engkau tanamkan telah tercabut hingga ke akar. Sungguh berbeda dengan yang Engkau contohkan, Ya Rasulullah. Ya, Rasullullah, sebagai seorang pemimpin, engkau selalu berupaya mengayomi rakyatmu. Sayangnya, kenyataan yang ada saat ini adalah hanya segelintir pemimpin yang dermawan, bahkan yang sama-sama mengalami kesulitan dalam hal ekonomi yang mau membantu mengentaskan kemiskinan. Sungguh iromis sekali. Sebagai seseorang yang dilahirkan dan dibesarkan dalam kesederhanaan, aku sedih sekali melihat ketidakadilan itu. Padahal yang membedakan derajat manusia dihadapan Allah adalah keimanannya, bukan harta dan tahta. Namun, keduanya telah membuktikan kehebatannya untuk menguji kadar iman manusia. Ya, Rasulullah, zaman sekarang seolah berubah menjadi mencekam. Entahlah, mungkin sudah dekat akhir zaman. Berbagai pertikaian terjadi di mana-mana, kekerasan bermunculan dengan dalih menyelesaikan masalah. Bukan hanya itu, ajaran sesat kian marak mencari pengkikutnya. Sangat disayangkan, kemurnian Islam yang begitu Engkau jaga harus ternoda oleh pihak yang tidak mengerti. Jujur, aku sedih. Meskipun imanku tidak akan mungkin menyamai tingkat keimananmu, tapi aku masih memiliki hati kecil yang selalu lirih melihat segala kenyataan yang sudah semakin jauh dari ajaranmu. Jika Engkau masih hidup, Ya Rasulullah, pasti Engkau bisa memberikan solusi terbaik untuk menuntaskan segala macam persoalan yang melanda umatmu ini. Sayangnya, Engkau tidak hidup di zaman aku hidup. Jadi, tiada yang bisa menyelesaikan, yang ada hanya memperparah keadaan. Ya, Rasulullah, aku tahu Engkau begitu peduli pada umatmu. Bahkan Engkau pernah mengatakan bahwa saudaramu adalah umatmu yang hidup selepasmu. Aku sangat bahagia mengetahui itu karena aku adalah bagian dari yang kau rindukan. Tapi, apakah cinta kami padamu telah membalas kerinduanmu kepada kami ? Aku takut Engkau kecewa, Ya Rasulullah, karena aku merasa cinta kami padamu masih mudah tergoyah oleh kefanaan dunia. Ya, Rasulullah, bila akhirnya Engkau memang tidak mau menemuiku lewat mimpi, biarkanlah aku bisa menemuimu di akhirat nanti. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, “Manusia itu akan bersama dengan orang yang dicintainya di akhirat kelak”. Aku akan terus berusaha meningkatkan cintaku kepadamu karena aku ingin bersamamu kelak di akhirat. Aku ingin sekali Engkau menolongku dari azab yang pedih dan memohonkan ampunan pada Allah dengan cintamu. Maafkanlah aku, Ya Rasulullah, yang belum bisa menjadi umatmu yang membuatmu tersenyum bahagia, yang belum bisa mengamalkan ajaranmu sepenuhnya. Tapi, aku akan berusaha. Aku yakin bukanlah jarak dan masa ataupun temu wajah untuk membuahkan cinta suci, tetapi pengorbanan dan kesungguhan untuk memdambakan diri jadi kekasihmu diukur pada hati dan dibuktikan dengan kesungguhan dalam mengamalkan sunahmu. Ya, Rasulullah, izinkanlah sanubariku dipenuhi rindu kepadamu agar kutingkatkan iman dengan sunahmu meski terkadang aku lalai dengan kewajibanku izinkanlah aku bisa bertemu denganmu Wassalamu’alaika warahmatullahi wabarakatuh. Dari umatmu yang masih tertatih membangun pondasi iman yang menyimpan rindu terdalam hanya padamu, Ya Rasulullah
. 37 418 82 15 377 120 121 34

surat cinta untuk rasulullah